HAKCIPTA DAN UNDANG-UNDANG
19.39
By
BERBAGI KEBAHAGIAAN DALAM HIDUP
undang-undang di bidang IT
0
komentar
A. Undang-Undang Hak Cipta
Undang-Undang Hak Cipta yang berlaku di Indonesia adalah UU No. 19 Tahun 2002,
yang sebelumnya UU ini berawal dari UU No. 6 Tahun 1982 menggantikan Auteurswet
1982.
Undang-undang ini dikeluarkan sebagai upaya pemerintah untuk rombak sistem hukum yang ditinggalkan oleh Pemerintah Hindia Belanda kepada suatu sistem hukum yang dijiwai falsafah negara Indonesia, yaitu Pancasila. Pekerjaan membuat satu perangkat materi hukum yang sesuai dengan hukum yang dicita-citakan bukanlah suatu pekerjaan yang mudah. Undang-Undang hak cipta 1982 yang diperbaharui dengan UU No. 7 Tahun 1987 dan diperbaharui lagi dengan UU No. 12 Tahun 1997, terakhir dengan UU No. 19 Tahun 2002.
Undang-undang ini dikeluarkan sebagai upaya pemerintah untuk rombak sistem hukum yang ditinggalkan oleh Pemerintah Hindia Belanda kepada suatu sistem hukum yang dijiwai falsafah negara Indonesia, yaitu Pancasila. Pekerjaan membuat satu perangkat materi hukum yang sesuai dengan hukum yang dicita-citakan bukanlah suatu pekerjaan yang mudah. Undang-Undang hak cipta 1982 yang diperbaharui dengan UU No. 7 Tahun 1987 dan diperbaharui lagi dengan UU No. 12 Tahun 1997, terakhir dengan UU No. 19 Tahun 2002.
B.
Prosedur
Pendaftaran Hak Cipta
Permohonan pendaftaran hak cipta diajukan kepada Menteri Kehakiman melalui
Direktorat Jenderal HAKI dengan surat rangkap dua, ditulis dalam bahasa
Indonesia di atas kertas folio berganda. dalam surat permohonan itu tertera :
a. Nama, kewarganegaraan, dan alamat
pencipta.
b. Nama, kewarganegaraan, dan alamat
pemegang hak cipta.
c. Nama, kewarganegaraan, dan alamat
kuasa.
d. Jenis dan judul ciptaan.
e. Tanggal dan tempat ciptaan diumumkan
untuk pertama kali.
f. Uraian ciptaan rangkap tiga.
Apabila surat permohonan pendaftaran
ciptaan telah memenuhi syarat-syarat tersebut, ciptaan yang dimohonkan
pendaftarannya didaftarkan oleh Direktorat Hak Cipta, Paten, dan Merek dalam
daftar umum ciptaan dengan menerbitkan surat pendaftaraan ciptaan dalam rangkap
2. Kedua lembaran tersebut ditandatangi oleh Direktur Jenderal HAKI atau
pejabat yang ditunjuk, sebagai bukti pendaftaran, sedangkan lembar kedua surat
pendaftaran ciptaan tersebut beserta surat permohonan pendaftaran ciptaan
dikirim kepada pemohon dan lembar pertama disimpan di Kantor Direktorat
Jenderal HAKI.
0 komentar: